micro teaching(variasi mengajar)

RINGKASAN
KETRAMPILAN VARIASI MENGAJAR

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Microteaching 1
Dosen Pengampu: Drs. H. Daerobi, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 3/PGMI/V/A
1. Ade Rahmawati Arnisa 10. 210 221
2. Dwi Novita Kartika Wati 10. 210 229
3. Fatimah 10. 210 233
4. Hastuti Andika Putri 10. 210 237
5. Nur Khayati 10. 210 249

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(STAINU) KEBUMEN
2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pembahasan materi ketrampilan mengadakan variasi dipandang penting bagi mahasiswa-mahasiswi sebagai calon guru, karena masih banyak guru yang mengajar secara monoton tanpa memperhatikan situasi kondisi siswa-siswinya. Keluhan sering terdengar, baik dari kalangan siswa-siswi, guru, karyawan maupun penanggungjawab pendidikan lainnya bahwa seorang guru yang mengajar dengan “yang itu-itu” saja, materi yang diberikan “kering gersang” memberikan efek psikologis yang bersifat negatif baik terhadap siswa-siswi maupaun guru sendiri.
Kehidupan akan lebih menarik jika dengan variasi. Begitu juga dalam kegiatan pembelajaran. Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para peserta didik serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru terkadang perlu menunjukkan kelembutan, namun sewaktu-waktu pula dibutuhkan ketegasan dalam suaranya. Dalam Al-Qur’an surat An-Nahl: 125 Allah SWT berfirman “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” Oleh karenanya baik sikap maupun keterampilan dan cara mengajar tentu perlu divariasikan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Variasi Mengajar
Variasi mengandung makna perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian peserta didik selama pelajaran berlangsung (Hamid Darmadi, 2010:3). Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa.Variasi gaya mengajar adalah perubahan, sehingga gaya guru disaat mengajar atau menjelaskan materi pelajaran.
Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif.

B. Tujuan Variasi Mengajar
Tujuan utama guru mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka berpusat pada pelajaran (Hamid Darmadi, 2010:3).
Variasi dalam pembelajaran bertujuan (Mulyasa, 2009: 78-79), yaitu:
1. Meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi standar yang relevan
2. Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat peserta didik terhadap berbagai hal baru dalam pembelajaran
3. Memupuk perilaku positif peserta didik terhadap pembelajaran
4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuannya
Tujuan keterampilan mengadakan variasi (Udin Syaefudin Saud, 2010: 70), yaitu:
1. Menumbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran.
2. Memupuk tingkah laku positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik

C. Manfaat Variasi Mengajar
1. Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.
2. Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar.
3. Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.
4. Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.
5. Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.

D. Macam-macam Variasi Mengajar
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian (Mulyasa, 2009: 79-80), yakni:
1. Variasi dalam gaya mengajar dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Variasi suara: rendah, tinggi, besar, dan kecil
b. Memusatkan perhatian
c. Membuat kesenyapan sejenak (diam sejenak)
d. Menadakan kontak pandang dengan peserta didik
e. Variasi gerakan badan dan mimik
f. Mengubah posisi, misalnya: dari depan kelas, berkeliling ditengah kelas, dan ke belakang kelas, tetapi jangan mengganggu suasana pembelajaran
2. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat
b. Variasi alat dan bahan yang dapat didengar
c. Variasi alat dan bahan yang dapat diraba dan dimanipulasi
d. Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar
3. Variasi dalam pola interaksi dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Variasi dalam pengelompokan peserta didik: klasikal, kelompok besar, kelompok kecil dan perorangan
b. Variasi tempat kegiatan pembelajaran: di kelas dan di luar kelas
c. Variasi dalam pola pengaturan guru: seorang guru dan tim
d. Variasi dalam pengaturan hubungan guru dengan peserta didik: langsung (tatap muka) dan melalui media
e. Variasi dalam struktur peristiwa pembelajaran: terbuka dan tertutup
f. Variasi dalam pengorganisasian pesan: deduktif dan induktif
g. Variasi dalam pengelolaan pesan: expositorik dan heuristik atau hipotetik
4. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Variasi dalam penggunaan metode pembelajaran
b. Variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar
c. Variasi dalam pemberian contoh dan ilustrasi
d. Variasi dalam interaksi dan kegiatan peserta didik

BAB III
PENUTUP

Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses pembelajaran yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Mengadakan variasi bukanlah dengan gaya “sembarangan”, tetapi mesti disesuaikan dengan situasi dan kondisi pembelajaran secara tepat. Dengan kata lain, dilakukan secara wajar dan tidak berlebih-lebihan.
Dengan berbekal pada pengetahuan tentang variasi mengajar, diharapkan mahasiswa sebagai calon guru dapat mengimplementasikannya pada proses pembelajaran. Variasi mengajar harus dilakukan agar peserta didik tidak merasakan kebosanan dalam proses pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja. Rosdakarya.
Syaifudin Saud, Udin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Darmadi, Hamid.2010. Kemampuan Dasar Pengajar. Bandung : Alfabeta.
LAPIS PGMI. 2009. Microteaching edisi pertama. Surabaya: AprintA.

Tinggalkan komentar